Selasa, 18 April 2017

MENIKAH Vs GOLONGAN DARAH


Okey , holla April...Kali ini saya ingin memberikan info masih dari dunia kesehatan dan kali ini saya ingin membahas mengenai pernikahan dan golongan darah..Kira-kira apa hubungannya yah, menikah dengan golongan darah ???
Saya seringkali mendengar dan mendapati pertanyaaan yang begini “apakah pasangan dengan golongan darah yang sama tidak diperbolehkan untuk menikah? Atau kalaupun menikah maka akan susah mendapatkan keturunan ?
Nah, mungkin teman-teman juga sering mendengar bahkan bertanya-tanya seperti itu.. Pernyataan diatas sudah menjadi mitos dimasyarakat, selama ini hampir sebagian besar kita masih berpikiran yang sama dan tak jarang pula mempercayai mitos tersebut. Terkadang kita sering “menelan bulat-bulat” mitos yang beredar dimasyarakat tanpa bertanya pada yang ahlinya (maksudnya biar lebih mengetahui kebenarannya aja)
Okey ,langsung saja mari kita bahas yukkk !!!!
Sebenarnya, tidak ada larangan sama sekali  bagi pasangan yang ingin menikahi pasangannya meskipun bergolongan darah yang sama. Yang menjadi larangan adalah menikahi saudara sendiri ataupun menikahi suami atau istri orang ,nah loe..hehheehe itu yang dilarang..Sepertinya saya sudah menjawab pertanyaan tersebut bawasannya didalam dunia medis tidak ada larangan untuk menikah dengan pasangan yang bergolongan darah yang sama.
Seperti yang kita ketahui, golongan darah manusia itu ada 4 macam, yaitu : A, B, AB dan O. Dimasyarakat kita cukup akrab dengan dengan sistem darah ABO ini, namun dari segi medis dikenal banyak sekali cara penggolongan darah, namun biasanya hanya ada 2 cara penggolongan yaitu sistem ABO dan faktor Rhesus. Nah, yang perlu kita ketahui adalah faktor Rhesus ini, dalam sistem ABO kita ketahui ada golongan darah A,B,AB dan O sedangkan dari faktor Rhesus golongan darah terbagi atas 2 yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Rhesus adalah protein ( antigen ) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Jadi yang perlu kita ketahui adalah mengetahui jenis golongan darah kita beserta rhesusnya, apakah A(+) atau A(-) dsbnya.
Sehubungan dengan pertanyaan diatas, yang menjadi sangat penting untuk kita ketahui adalah mengetahui rhesus kita dan pasangan kita. Kenapa ini menjadi penting ??? Saya berikan contoh yah..
Misalkan si Ayu memiliki golongan darah A negatif dan pasangannya si Bayu memiliki golongan darah A negatif juga maka tidak akan menjadi masalah dari segi kesehatannya, intinya memiliki golongan darah serta rhesus yang sama maka tidak akan menjadi persoalan sehingga fakta ini mematahkan dan dengan jelas menjawab pertanyaan kita tersebut. Nah justru yang menjadi persoalan adalah jika si istri ini memiliki golongan darah A dengan rhesus negatif dan si suami bergolongan darah A dengan rhesus positif maka ini yang bisa menjadi salah satu faktor adanya gangguan medis pada si ibu kelak jika dalam keadaan hamil. Mengapa bisa begitu??? Jawabannya adalah pada saat kehamilan, kehadiran janin di tubuh ibu merupakan “benda asing” apalagi jika rhesus janin tidak sama dengan rhesus ibu maka secara alamiah tubuh ibu akan bereaksi dengan merangsang sel darah merah berupa zat antibodi/antirhesus untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut (janin). Inilah yang menimbulkan anti rhesus (penghancuran sel darah merah) atau hemolitik. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, atau jika lahir menderita pembengkakan hati, anemia, kuning (jaundice), dan gagal jantung. Perbedaan rhesus antara ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau antibodi pada kelahiran pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak, sehingga bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan zat antirhesus baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam jumlah yang lebih besar. Selanjutnya, 48-72 jam setelah  persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untk memproduksi zat antibodi/antirhesus lebih banyak lagi. Kelak saat ibu mengandung lagi, zat antibodi/antirhesus di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin. Tetapi tidak perlu khawatir karena untuk kasus-kasus seperti contoh diatas yakni si ibu memiliki rhesus yang berbeda dengan si suami biasanya akan diberikan tindakan pencegahan terbentuknya zat antirheus dengan obat anti-Rhogama globulin (RhoGAM) atau Rh Immunuglobulin. RhoGAM disuntikkan pada usia kehamilan 28 minggu dan saat persalinan.
Okey, nih ada beberapa anjuran yang harus dilakukan sebelum menikah adalah :
§  Periksa kesehatan. Anjuran "klasik" ini sangat berguna untuk kasus-kasus penyakit genetik seperti ini, namun bila sebelum menikah anda dan pasangan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan darah, termasuk rhesus, lakukan segera saat hamil.
§  Bila ibu mempunyai rhesus  negatif  atau ketidakcocokan golongan daran antara janin dan ibu baru diketahui usia persalinan, suntikan RhoGAM untuk ibu sebaiknya diberikan dalam waktu maksimal 72 jam setelah persalinan. rhoGAM efektif hanya berlangsung 12 minggu, sehingga setelah lewat masa tersebut anda harus mendapat suntikan kembali agar kehamilan berikutnya tidak bermasalah.
Nah, itulah sedikit banyak info yang bisa saya bagikan buat kita semua , semoga info ini dapat membantu teman-teman pembaca dimanapun berada sehingga tidak terjadi salah paham atau menjadi bahan perdebatan lagi ..Semoga informasi ini juga bisa menjadi perekat hubungan antar anda dan pasangan yang ragu-ragu karena memiliki persamaan golongan darah dengan pasangannya sehingga lebih mantap untuk meneruskan ke jenjang yang lebih serius (woallahhh lebay deh saya hahhaha)..Epanggawan !!!

Tidak ada komentar: