Okey , holla
April...Kali ini saya ingin memberikan info masih dari dunia kesehatan dan kali
ini saya ingin membahas mengenai pernikahan dan golongan darah..Kira-kira apa
hubungannya yah, menikah dengan golongan darah ???
Saya seringkali
mendengar dan mendapati pertanyaaan yang begini “apakah pasangan dengan
golongan darah yang sama tidak diperbolehkan untuk menikah? Atau kalaupun
menikah maka akan susah mendapatkan keturunan ?
Nah, mungkin
teman-teman juga sering mendengar bahkan bertanya-tanya seperti itu..
Pernyataan diatas sudah menjadi mitos dimasyarakat, selama ini hampir sebagian
besar kita masih berpikiran yang sama dan tak jarang pula mempercayai mitos
tersebut. Terkadang kita sering “menelan bulat-bulat” mitos yang beredar
dimasyarakat tanpa bertanya pada yang ahlinya (maksudnya biar lebih mengetahui
kebenarannya aja)
Okey ,langsung
saja mari kita bahas yukkk !!!!
Sebenarnya, tidak
ada larangan sama sekali bagi
pasangan yang ingin menikahi pasangannya meskipun bergolongan darah yang sama.
Yang menjadi larangan adalah menikahi saudara sendiri ataupun menikahi suami
atau istri orang ,nah loe..hehheehe itu yang dilarang..Sepertinya saya sudah menjawab
pertanyaan tersebut bawasannya didalam dunia medis tidak ada larangan untuk
menikah dengan pasangan yang bergolongan darah yang sama.
Seperti yang
kita ketahui, golongan darah manusia itu ada 4 macam, yaitu : A, B, AB dan O.
Dimasyarakat kita cukup akrab dengan dengan sistem darah ABO ini, namun dari
segi medis dikenal banyak sekali cara penggolongan darah, namun biasanya hanya
ada 2 cara penggolongan yaitu sistem ABO dan faktor Rhesus. Nah, yang perlu
kita ketahui adalah faktor Rhesus ini, dalam sistem ABO kita ketahui ada
golongan darah A,B,AB dan O sedangkan dari faktor Rhesus golongan darah terbagi
atas 2 yaitu rhesus positif dan rhesus negatif. Rhesus adalah protein ( antigen
) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Jadi yang perlu kita ketahui
adalah mengetahui jenis golongan darah kita beserta rhesusnya, apakah A(+) atau
A(-) dsbnya.
Sehubungan
dengan pertanyaan diatas, yang menjadi sangat penting untuk kita ketahui adalah
mengetahui rhesus kita dan pasangan kita. Kenapa ini menjadi penting ??? Saya
berikan contoh yah..
Misalkan si Ayu
memiliki golongan darah A negatif dan pasangannya si Bayu memiliki golongan
darah A negatif juga maka tidak akan menjadi masalah dari segi kesehatannya,
intinya memiliki golongan darah serta rhesus yang sama maka tidak akan menjadi
persoalan sehingga fakta ini mematahkan dan dengan jelas menjawab pertanyaan kita
tersebut. Nah justru yang menjadi persoalan adalah jika si istri ini memiliki
golongan darah A dengan rhesus negatif dan si suami bergolongan darah A dengan
rhesus positif maka ini yang bisa menjadi salah satu faktor adanya gangguan
medis pada si ibu kelak jika dalam keadaan hamil. Mengapa bisa begitu???
Jawabannya adalah pada saat kehamilan, kehadiran janin di tubuh ibu merupakan “benda
asing” apalagi jika rhesus janin tidak sama dengan rhesus ibu maka secara
alamiah tubuh ibu akan bereaksi dengan merangsang sel darah merah berupa zat
antibodi/antirhesus untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’
tersebut (janin). Inilah yang menimbulkan anti rhesus (penghancuran sel darah
merah) atau hemolitik. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin dalam
rahim, atau jika lahir menderita pembengkakan hati, anemia, kuning (jaundice),
dan gagal jantung. Perbedaan rhesus antara ibu dan janin tak terlalu berbahaya
pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau
antibodi pada kelahiran pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk,
jumlahnya tidak banyak, sehingga bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan
zat antirhesus baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau
keguguran) kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang
menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel
darah merah bayi dapat masuk ke dalam jumlah yang lebih besar. Selanjutnya,
48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi
untk memproduksi zat antibodi/antirhesus lebih banyak lagi. Kelak saat ibu
mengandung lagi, zat antibodi/antirhesus di tubuh ibu akan menembus plasenta
dan menyerang sel darah merah janin. Tetapi tidak perlu khawatir karena untuk
kasus-kasus seperti contoh diatas yakni si ibu memiliki rhesus yang berbeda
dengan si suami biasanya akan diberikan tindakan pencegahan terbentuknya zat
antirheus dengan obat anti-Rhogama globulin (RhoGAM) atau Rh Immunuglobulin.
RhoGAM disuntikkan pada usia kehamilan 28 minggu dan saat persalinan.
Okey, nih ada beberapa anjuran yang
harus dilakukan sebelum menikah adalah :
§ Periksa
kesehatan. Anjuran
"klasik" ini sangat berguna untuk kasus-kasus penyakit genetik
seperti ini, namun bila sebelum menikah anda dan pasangan tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan darah, termasuk rhesus, lakukan segera saat hamil.
§ Bila ibu mempunyai rhesus negatif atau ketidakcocokan golongan daran antara
janin dan ibu baru diketahui usia persalinan, suntikan RhoGAM untuk ibu
sebaiknya diberikan dalam waktu maksimal 72 jam setelah persalinan. rhoGAM
efektif hanya berlangsung 12 minggu, sehingga setelah lewat masa tersebut anda
harus mendapat suntikan kembali agar kehamilan berikutnya tidak bermasalah.
Nah,
itulah sedikit banyak info yang bisa saya bagikan buat kita semua , semoga info
ini dapat membantu teman-teman pembaca dimanapun berada sehingga tidak terjadi
salah paham atau menjadi bahan perdebatan lagi ..Semoga informasi ini juga bisa
menjadi perekat hubungan antar anda dan pasangan yang ragu-ragu karena memiliki
persamaan golongan darah dengan pasangannya sehingga lebih mantap untuk
meneruskan ke jenjang yang lebih serius (woallahhh lebay deh saya hahhaha)..Epanggawan !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar