Minggu, 13 November 2016

MENGHAKIMI



Pada postingan kali ini saya akan share mengenai salah satu dari sekian banyak sifat negatif dari manusia yaitu menghakimi. Kenapa saya bilang sifat negatif,? Karena memang menghakimi itu bukan sifat yang baik, bukan hal yang baik dilakukan. Setiap kita manusia pasti pernah mengalami, merasakan bahkan juga pernah melakukan hal tersebut.
Nah, biar lebih jelas baiknya kita tahu dahulu apa itu ‘menghakimi’?
Ada beberapa sumber yang mengartikan seperti berikut :
Hasil gambar untuk Gambar menghakimi
  • Mengadili atau berlaku sebagai hakim terhadap sesuatu/seseorang Mis: memukuli seorang pencopet secara beramai-ramai padahal seharusnya aparat hukum lah yang harusnya bertindak.
  • Menghakimi bicara berdasarkan penilaian sendiri, berbicara mengenai kebenaran yang tidak ia hidupi dalam kesehariannya.
  • Melihat kesalahan orang lain namun tidak dapat memberikan solusi terhadap kesalahan/kekurangan orang tersebut.

  • Bentuk penghinaan terhadap orang lain tanpa menjelaskan sama sekali apa yang dihakiminya.
Terkadang tanpa kita sadari kita sudah menyakiti orang lain dengan penghakiman kita. Menurut saya sendiri, menghakimi itu sama artinya dengan menuntut. Kita menuntut orang lain harus memikirkan, merasakan bahkan melakukan apa yang kita mau. Padahal kita tidak menyadari setiap kita manusia ini diciptakan unik, artinya tidak ada yang sama/berbeda dalam hal fisik, tingkah laku maupun pola pemikiran. Bahkan kembar identik sekalipun pasti ada sisi yang berbeda. Karena itu, kita harus bisa menempatkan posisi kita, bagaimana jika saya dihakimi orang apakah saya juga bisa menerima ataukah sebaliknya..Pikirkanlah!
Dalam hal spiritual pun, penghakiman/menghakimi itu sendiri dilarang keras oleh Tuhan. Dalam ajaran agama Khatolik ditegaskan dalam Firman Tuhan pada Injil Matius, 7:1-5 (Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar dimata saudaramu, sedangkan balok didalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok didalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.)  
Hasil gambar untuk Gambar menghakimi
Sungguh firman yang sangat menyentuh dan begitu mudah untuk kita pahami. Tuhan sendiri menghendaki kita untuk tidak saling menghakimi. Saling menyalahkan, saling menuntut. Ada baiknya kita harus menginstropeksi diri melihat apa yang sudah kita lakukan sepanjang perjalanan hidup kita, apakah kita sudah melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain, apakah sudah membahagiakan orang lain, apakah sudah berguna bagi orang lain, apakah kita peduli akan orang lain, sudahkah kita melakukan apa yang DIA kehendaki..? Lebih baik kita melakukan segala sesuatu menurut ukuran Tuhan daripada menurut ukuran manusia. So, mulailah dari diri kita sendiri, mulai dari sekarang  & kita akan menuai hasilnya kemudian. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi !!! Semoga Tuhan senantiasa menerangi setiap tutur kata dan perbuatan kita . Amiin!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Semangat menulis terus 😍