Pada
postingan kali ini saya akan share mengenai salah satu dari sekian banyak sifat
negatif dari manusia yaitu menghakimi. Kenapa saya bilang sifat negatif,? Karena
memang menghakimi itu bukan sifat yang baik, bukan hal yang baik dilakukan.
Setiap kita manusia pasti pernah mengalami, merasakan bahkan juga pernah
melakukan hal tersebut.
Nah, biar lebih
jelas baiknya kita tahu dahulu apa itu ‘menghakimi’?
Ada
beberapa sumber yang mengartikan seperti berikut :
- Mengadili atau berlaku sebagai hakim terhadap sesuatu/seseorang Mis: memukuli seorang pencopet secara beramai-ramai padahal seharusnya aparat hukum lah yang harusnya bertindak.
- Menghakimi bicara berdasarkan penilaian sendiri, berbicara mengenai kebenaran yang tidak ia hidupi dalam kesehariannya.
- Melihat kesalahan orang lain namun tidak dapat memberikan solusi terhadap kesalahan/kekurangan orang tersebut.
- Bentuk penghinaan terhadap orang lain tanpa menjelaskan sama sekali apa yang dihakiminya.
Terkadang tanpa kita sadari kita sudah menyakiti
orang lain dengan penghakiman kita. Menurut saya sendiri, menghakimi itu sama
artinya dengan menuntut. Kita menuntut orang lain harus memikirkan, merasakan
bahkan melakukan apa yang kita mau. Padahal kita tidak menyadari setiap kita
manusia ini diciptakan unik, artinya tidak ada yang sama/berbeda dalam hal
fisik, tingkah laku maupun pola pemikiran. Bahkan kembar identik sekalipun
pasti ada sisi yang berbeda. Karena itu, kita harus bisa menempatkan posisi
kita, bagaimana jika saya dihakimi orang apakah saya juga bisa menerima ataukah
sebaliknya..Pikirkanlah!
Dalam hal spiritual pun, penghakiman/menghakimi itu
sendiri dilarang keras oleh Tuhan. Dalam ajaran agama Khatolik ditegaskan dalam
Firman Tuhan pada Injil Matius, 7:1-5 (Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak
dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar dimata saudaramu, sedangkan balok didalam
matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada
saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok
didalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata
saudaramu.)

Sungguh firman yang sangat menyentuh dan begitu
mudah untuk kita pahami. Tuhan sendiri menghendaki kita untuk tidak saling
menghakimi. Saling menyalahkan, saling menuntut. Ada baiknya kita harus
menginstropeksi diri melihat apa yang sudah kita lakukan sepanjang perjalanan
hidup kita, apakah kita sudah melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain,
apakah sudah membahagiakan orang lain, apakah sudah berguna bagi orang lain,
apakah kita peduli akan orang lain, sudahkah kita melakukan apa yang DIA
kehendaki..? Lebih baik kita melakukan segala sesuatu menurut ukuran Tuhan daripada
menurut ukuran manusia. So, mulailah dari diri kita sendiri, mulai dari
sekarang & kita akan menuai hasilnya
kemudian. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi !!!
Semoga Tuhan senantiasa menerangi setiap tutur kata dan perbuatan kita . Amiin!
1 komentar:
Semangat menulis terus 😍
Posting Komentar